Sabtu, 16 Februari 2008


BY: Cinematografi X-Kul TV Production

Memahami Konsep rekam-tayang :Media dan Peralatan (kamera video, format rekam :betamax,VHS,V 2000 ,U-matic, Betacam ,DV, mini DV, DVCAM,DVCPRO,HDTV dll.

VIDEO FORMAT

Bikin film sekarang memang gampang. Ada video camera,ada video kasetnya,

maka siaplah kita ke lapangan untuk bikin film.

Nah tapi jika kita belum memiliki video kamera, tentunya kita akan mencarinya lebih dulu. Bisa pinjam, bisa beli. Dan ketika kita memutuskan untuk pinjam atau beli, ada satu hal yang perlu kita tentukan lebih dulu ; jenis video kamera dengan format apa yang kita mau pinjam atau beli.

Setidaknya ada tiga format video rumahan (home video) yang sebelum ini sangat populer tersedia dipasaran :

Pertama VHS (Video Home System) yang dikembangkan oleh perusahaan JVC di Jepang . Format ini sangat popular digunakan di negara-negara Eropa.

Format VHS kemudian disempurnakan dengan memunculkan SVHS (Super VHS) yang kualitas gambarnya lebih baik daripada VHS, sehingga banyak digunakan oleh kalangan semiprofessional untuk liputan dokumentasi seperti: pernikahan, product launching, seminar dll.

Kedua Betamax, format ini dikembangkan oleh perusahaan Jepang yang lain, yaitu SONY. Format ini lebih popular digunakan di Amerika Serikat (USA)

Ketiga Video 2000. Merupakan pesaing Betamax untuk pasar Amerika.

Setelah itu muncul video kamera yang dikenal dengan sebutan handycam dengan format kamera maupun video kaset berukuran kecil (sebesar kaset audio), yang dikenal dengan format V 8

Setelah itu,sejak tahun 1995 dunia mulai diperkenalkan dengan format-format baru video dengan teknologi digital seperti DV (Digital Video), miniDV, DVCAM dan DVCPRO

Video kamera berteknologi digital ini menggunakan chip elektronik untuk menangkap cahaya yang disebut CCD (Charge Couple Device). CCD bertugas menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal digital yang selanjutnya diteruskan ke dalam pita kaset berbentuk sinyal video. Pada kamera digital ini terdapat dua pilihan, yaitu pada kamera yang lebih murah hanya menggunakan CCD tunggal dan pada kamera yang lebih mahal sudah menggunakan 3 CCD

Di samping video rumahan, terdapat format video professional untuk keperluan TV station. Pada era tahun 1980-an SONY memperkenalkan format U-matic yang terdiri dari dua kualitas,yaitu Low band & Hi band, kemudian format ini pada tahun 90-an digusur oleh format Betacam SP yang berkualitas lebih baik lagi.Hingga akhirnya dikeluarkan format Digital Betacam yang sampai sekarang digunakan oleh TV station dalam produksi tayangan mereka.

Jadi kalau kita berniat bikin film yang ingin dijual ke TV station, gunakan format video professional,agar bisa ditayangkan oleh TV Broadcasting.

Antara satu format video dengan format video yang lain tidak kompatibel. Artinya setiap mesin pemutar video (video player) hanya dapat memutar sebuah format video saja. Kaset VHS hanya dapat diputar dengan player VHS. Demikian juga kaset Betamax dan V 2000, hanya dapat diputar dengan Betamax player dan V 2000 player. Tidak ada mesin yang bersifat multi player sampai saat ini.

TV Station hanya menerima video dengan format professional seperti Betacam

Di antara format rumahan dan format professional terdapat format “semi” professional, yaitu format DV / miniDV / DVCAM /DVCPRO . Secara kualitas-teknis, format semi professional ini sudah menggunakan tehnologi digital, oleh karena itu format tersebut sudah bisa digunakan oleh TV station untuk memproduksi acara-acara dokumenter seperti news dan infotainment.

Kualitas DV lebih baik dan menghasilkan gambar lebih tajam dibanding dengan miniDV ,dan harganya juga jauh lebih mahal. SONY Corporation mengeluarkan DVCAM untuk jenis format DV ini, sedangkan PANASONIC memperkenalkan DVCPRO. Baik DVCAM maupun DVCPRO telah mampu menghasilkan gambar dengan kualitas yang boleh dikatakan sekelas dengan Digital Betacam. Kamera video dengan format DVCAM atau DVCPRO juga telah memiliki fitur-fitur seperti kamera professional. Hanya karena harga video kamera tersebut relative masih mahal, maka kedua jenis kamera tersebut masih belum terlalu popular dikalangan masyarakat, selain itu TV Broadcasting Station biasanya hanya menyediakan mesin pemancar dengan format Betacam, maka untuk sumber tayangan yang berasal dari format lain seperti DV / miniDV , harus di transfer dulu ke format Betacam. Dari format film seluloid pun harus ditransfer melalui mesin telecine ke dalam kaset dengan format Betacam.

Untuk format video rumahan seperti VHS,Betamax , V 2000 dan V 8 secara kualitas-teknis belum cukup bagus jika dipancarkan melalui TV Broadcasting Station, karena warna gambarnya akan mengalami penurunan yang cukup drastis, sehingga tidak enak ditonton oleh pemirsa TV di rumah.

Format VHS & Betamax perlahan-lahan sudah menghilang dari pasaran, digantikan oleh format digital DV dalam bentuk kaset kecil miniDV. Oleh karena itu jika ingin membuat film video yang cukup baik, gunakanlah setidaknya format DV /miniDV.

Belakangan ini telah muncul format video yang memiliki kualitas gambar sangat bagus, yaitu HDTV (Hi Devinition Television).Format ini akan dikembangkan menjadi format pertelevisian dunia, namun sampai sekarang masih sangat jarang TV station yang mengggunakannya. Jepang sebagai Negara pengembang system HDTV pun baru merencanakan akan menerapkan system ini dalam seluruh station pertelevisian pada tahun 2012. Kini baru terbatas beberapa channel TV station di Jepang yang telah menggunakan HDTV.

Di samping format video,tentu saja ada format film lain yang kita kenal sebagai media perekam gambar, yaitu pita film celluloid.

Jenis format ini biasa digunakan dalam pembuatan film layar lebar. Format tersebut tersedia dalam ukuran lebar film negatif 8 mm,16 mm. 35 mm,65 mm sampai dengan 70 mm(untuk teater IMAX)

Namun proses yang harus dilalui dalam pengolahan maupun pengambilan gambar jauh lebih rumit,lama dan mahal, dibanding dengan format video, yang langsung dapat diketahui hasilnya seketika.

Format film celluloid juga tidak bisa merekam suara(audio). Sehingga untuk merekam suara / dialog / audio harus menggunakan peralatan lain seperti DAT (Digital Audio Tape) yang direkam bersamaan ketika pengambilan gambar(shooting)

Untuk dapat mengetahui hasil pengambilan gambar dengan pita film celluloid, harus dilakukan proses negative development dari exposed film (film yang telah digunakan dalam pengambilan gambar) dalam laboratorium pengolah citra , yang menghasilkan film positif sebagai bahan rush copy agar dapat ditonton melalui proyektor. Dengan mesin telecine, setelah melalui proses negative development, hasil film exposed nya juga dapat ditransfer ke dalam pita video, lalu di playback dengan video player sesuai format. Jelas bahwa proses menggunakan film celluloid lebih lama dari pada pembuatan film menggunakan video. Tapi kelebihan pengambilan gambar menggunakan film celluloid menghasilkan gambar dengan tata warna yang lebih natural.

Selain dalam bentuk pita, baik video maupun film, kini juga terdapat media rekam lain yaitu cakram (CD) ataupun keping memory .

Media Cakram hanya dapat digunakan untuk sekali merekam, sedang keping memory mempunyai banyak format lagi seperti memory stick untuk produk SONY dan SD card untuk merek-merek lain di luar Sony. Namun sampai kini orang masih jarang menggunakan media cakram CD ataupun keeping memory untuk pengambilan gambar yang professional, karena kualitas gambarnya masih kurang baik, disebabkan media tersebut dalam proses perekaman melakukan pengkompresian yang cukup besar. Namun agaknya dimasa yang akan datang, jenis media ini akan sangat dikembangkan karena ukurannya yang sangat kecil dan bentuknya yang sangat simple, membuat kemudahan pembawaan dan penyimpanannya.

Setelah mengetahui format-format media rekam gambar, baik video maupun film celluloid,maka kita sudah bisa menentukan akan menggunakan yang mana.

Bagi kepentingan pembelajaran dasar-dasar TV Production dan Cinematography, kita akan mulai dengan menggunakan format-format video seperti miniDV, agar dapat lebih terjangkau oleh seluruh siswa.

Berbagai merek,kelas dan fitur kamera miniDV tersedia di pasaran.

Dari yang single CCD sampai yang 3 CCD, dari yang berukuran kecil handycam sampai yang berukuran professional.

Namun semua dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah film yang baik. Karena sebetulnya, intisari sebuah film yang baik lebih terletak pada konsep dan materi yang akan difilmkan. Oleh karena itu jangan mempersulit diri dengan mencari peralatan mahal untuk dapat membuat film, melainkan :gunakanlah peralatan sesederhana mungkin untuk dapat mewujudkan ide-ide visual kita.

Manusia di belakang peralatan lah yang lebih menentukan kualitas sebuah tayangan film. Oleh karena itu kita akan lebih memfokuskan kepada proses penggalian ide kreatif yang istimewa, untuk menghasilkan sebuah film, daripada berkonsentrasi kepada kecanggihan peralatan.



Tidak ada komentar: